MAKALAH
EKSISTENSIAL HUMANISTIK
EKSISTENSIAL HUMANISTIK
DisusunsebagaisyaratmelengkapitugasmatakuliahModel-model Konseling 1
NamaAnggota
:
1. FriskaRahma A. (1111500101)
2. TitinMukminatin (1111500153)
3. EkaAlendah N. (1111500182)
4. LitaDesyanaFasin (1111500205)
5. Toto Riyanto (1111500226)
Kelas
: IV.D
Progdi
:BimbingandanKonselin
DosenPengampu
:RelaAmalia,
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI
TEGAL
2012/2013
KATA PENGANTAR
Pujisyukur kami panjatkankehadirat Allah SWT yang telahmelimpahkanhidayah, taufik,daninayah-Nyakepadakitasemua, sehingga kami bisamenjalankankehidupaninisesuaidenganridho-Nya. Syukuralhamdulilah kami dapatmenyelesaikanmakalahtentangEksistensialHumanistikdenganlancar.Makalahinidibuatgunamemenuhitugasmatakuliah Model-model Konseling 1.
Dalampenyusunanmakalahini,
tentunyakamimendapatbimbingan, arahandan saran dariberbagaipihak.Olehkarenaitupadakesempataninikamiinginmengucapkanterimakasihkepada
:
1. Ayah danbundatercinta yang
telahmemberisemangatsehinggapenyusundapatmenyelesaikanmakalahini.
2. IbuRelaAmaliaselakudosenpembimbing.
3. Teman–teman di kampusUniversitasPancasaktiTegalterimakasihatas
saran dandiskusinya.
Makalahinimasihjauhdarisempurna,
olehkarenaitukamimengharapkankritikdan saran yang bersifatmembangun demi
kesempurnaanmakalahini.Semogamakalahinibisamemberikanmanfaatterutamabagipenulisdanbagipembacapadaumumnya
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...iii
BAB I. PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang…………………………………………………………………..1
B.
RumusanMasalah……………………………………………………………….1
C.
TujuanPenulisan………………………………………………………………...2
BAB II. PEMBAHASAN
BAB II. PEMBAHASAN
A. KonsepDasar........................................................................................................3
B.
HakekatManusia..................................................................................................4
C.
Hakekat Konseling...............................................................................................5
D.
Tujuan Konseling.................................................................................................6
E.
Karakteristik.........................................................................................................6
F.
Peran dan Fungsi Konselor..................................................................................7
G.
Hubungan Konselor dengan Klien.......................................................................7
H.
Teknik Konseling.................................................................................................8
I.
Tahap Konseling..................................................................................................9
J.
Kelebihan & Keterbatasan.................................................................................10
BAB III. PENUTUP
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………….....11
B. Saran……………………………………………………………………….…..11
DAFTAR PUSTAK
DAFTAR PUSTAK
BAB IV
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Terapi
eksistensial berpijak pada premis bahwa manusia tidak bisa melarikan diri dari
kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab itu saling berkaitan.Dalam
terapeutiknya, pendekatan eksistensial humanistic memusatkan perhatian pada
asumsi-asumsi filosofis yang melandasi terapi.Pendekatan eksistensial
humanistic menyajikan suatu landasan filosofis bagi orang-orang dalam hubungan
dengan sesamanya yang menjadi ciri khas, kebutuhan yang unik dan menjadi tujuan
konselingnya, dan yang melalui implikasi-implikasi bagi usaha membantu individu
dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan dasar yang menyangkut keberadaan
manusia.Pada dasarnya terapi eksistensial memiliki tujuan untuk meluaskan
kesadaran diri klien, dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya, yakni
bebas dan bertanggung jawab atas arah hidupnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar eksistensial
humanistik?
2. Bagaimana hakekat manusia dalam
eksistensial humanistik?
3. Bagaimana hakekat konselingnya?
4. Apa tujuan konseling eksistensial
humanistik?
5. Apa karakteristik eksistensial
humanistik?
6. Apa peran dan fungsi konselor dalam
eksistensial humanistik?
7. Bagaiman hubungan konselor dengan klien?
8. Apa saja teknik konseling eksistensial
humanistik?
9. Bagaimana tahap konseling?
10. Apa kelebihan dan keterbatasan
eksistensial humanistik?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep dasar eksistensial
humanistik.
2. Mengetahui hakekat manusiadalam
eksistensial humanistik.
3. Mengetahui hakekat konselingdalam
eksistensial humanistik.
4. Mengetahui tujuan konselingdalam
eksistensial humanistik.
5. Mengetahui karakteristik eksistensial
humanistic.
6. Mengetahui peran dan fungsi
konselordalam eksistensial humanistik.
7. Mengetahui hubungan konselor dengan
kliendalam eksistensial humanistik.
8. Mengetahui teknik konseling eksistensial
humanistik.
9. Mengetahui tahap konselingeksistensial
humanistik.
10. Mengetahui kelebihan dan keterbatasan
eksistensial humanistik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
Psikologi eksistensial humanistic berfokus pada kondisi manusia. Pendekatan ini terutama adalah suatu sikap yang menekankan pada pemahaman atas manusia alih-alih suatu system teknik-teknik yang digunakan untuk mempengaruhi klien. Pendekatan terapi eksistensial bukan suatu pendekatan terapi tunggal, melainkan suatu pendekatan yang mencakup terapi-terapi yang berlainan yang kesemuanya berlandaskan konsep-konsep dan asumsi-asumsi tentang manusia. Menurut Gerald Corey, (1988:54-55) ada beberapa konsep utama dari pendekatan eksistensial yaitu :
Psikologi eksistensial humanistic berfokus pada kondisi manusia. Pendekatan ini terutama adalah suatu sikap yang menekankan pada pemahaman atas manusia alih-alih suatu system teknik-teknik yang digunakan untuk mempengaruhi klien. Pendekatan terapi eksistensial bukan suatu pendekatan terapi tunggal, melainkan suatu pendekatan yang mencakup terapi-terapi yang berlainan yang kesemuanya berlandaskan konsep-konsep dan asumsi-asumsi tentang manusia. Menurut Gerald Corey, (1988:54-55) ada beberapa konsep utama dari pendekatan eksistensial yaitu :
1. Kesadaran
diri
Manusia memiliki kesanggupan untuk
menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang
memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan. Semakin kuat kesadaran diri
itu pada seseorang, maka akan semakin besar pula kebebasan yang ada pada orang
itu. Kesanggupan untuk memilih alternative-alternatif yakni memutuskan secara
bebas di dalam kerangka pembatasnya adalah suatu aspek yang esensial pada
manusia.
2. Kebebasan,
tanggung jawab, dan kecemasan
Kesadaran atas kebebasan dan
tanggung jawab dapat menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada
manusia.Kecemasan eksistensial juga bisa diakibatkan oleh kesadaran atas
keterbatasannya dan atas kemungkinan yang tak terhindarkan untuk mati.Kesadaran
atas kematian memiliki arti penting bagi kehidupan individu sekarang, sebab
kesadaran tersebut menghadapkan individu pada kenyataan bahwa dia memiliki
waktu yang terbatas untuk mengaktualkan potensi-potensinya.
3. Penciptaan
Makna
Manusia itu unik, dalam artian bahwa
dia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan
memberikan makna bagi kehidupan. Pada hakikatnya manusia memiliki kebutuhan
untuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab
manusia adalah makhluk rasional. Kegagalan dalam menciptakan hubungan yang
bermakna dapat menimbulkan kondisi-kondisi keterasingan dan kesepian.Manusia
juga berusaha untuk mengaktualkan diri yakni mengungkapkan potensi-potensi
manusiawinya sampai taraf tertentu.
Konsep dasar menurut Akhmad Sudrajat
adalah :
·
Manusia sebagai makhluk hidup yang
dapat menentukan sendiri apa yang ia kerjakan dan yang tidak dia kerjakan, dan
bebas untuk menjadi apa yang ia inginkan. Setiap orang bertanggung jawab atas
segala tindakannya.
·
Manusia tidak pernah statis, ia
selalu menjadi sesuatu yang berbeda, oleh karena itu manusia mesti berani
menghancurkan pola-pola lama dan mandiri menuju aktualisasi diri
·
Setiap orang memiliki potensi
kreatif dan bisa menjadi orang kreatif. Kreatifitas merupakan fungsi universal
kemanusiaan yang mengarah pada seluruh bentuk self expression.
B. Hakekat Manusia
Pendekatan humanistik – eksistensial
berfokus pada diri manusia. Pendekatan ini mengutamakan suatu sikap yang
menekankan pemahaman atas manusia. Pendekatan humanistik eksistensial berusaha
mengembalikan pribadi kepada fokus sentral, yakni memberikan gambaran tentang
manusia pada tarafnya yang tertinggi. Pendekatan ini berfokus pada sifat dari kondisi manusia
yang mencangkup kesanggupan untuk menyadari diri, bebas memilih untuk
menentukan nasib sendiri, kebebasan dan tanggung jawab, kecemasan sebagai suatu
unsur dasar, pencarian makna yang unik di dalam dunia yang tak bermakna, berada
sendiri dan berada dalam hubungan dengan orang lain keterhinggaan dan kematian,
dan kecenderungan mengaktualkan diri.
Pendekatan Humanistik eksistensial, di
lain pihak, menekankan renungan-renungan filosofi tentang apa artinya menjadi
manusia yang utuh. Terapi eksistensial, terutama berpijak pada premis bahwa
manusia tidak bisa melarikan diri dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan
tanggung jawab itu saling berkaitan. Dalam penerapan-penerapan terapeutiknya,
pendekatan eksistensial humanistik memusatkan perhatian pada asumsi-asumsi
filosofis yang melandasi terapi. Pendekatan eksistensial humanistik menyajikan
suatu landasan filosofis bagi orang-orang dalam hubungan dengan sesamanya yang
menjadi ciri khas, kebutuhan yang unik dan menjadi tujuan konselingnya, dan
yang melalui implikasi-implikasi bagi usaha membantu individu dalam menghadapi
pertanyaan-pertanyaan dasar yang menyangkut keberadaan manusia. Pendekatan ini
memberikan kontribusi yang besar dalam bidang psikologi, yakni tentang
penekanannya terhadap kualitas manusia terhadap manusia yang lain dalam proses
teurapeutik. Terapi eksistensial-humanistik menekankan kondisi-kondisi inti
manusia dan menekankan kesadaran diri sebelum bertindak. Kesadaran diri
berkembang sejak bayi. Perkembangan kepribadian yang normal berlandaskan
keunikan masing-masing individu. Determinasi diri dan kecenderungan kearah
pertumbuhan adalah gagasan-gagasan sentral. Psikopatologi adalah akibat dari
kegagalan dalam mengaktualkan potensi. Pembedaan-pembedaan dibuat antara “rasa
bersalah ekstensial” dan “rasa bersalah neurotik” serta antara “kecemasan
ekstensial” dan “kecemasan neurotik”. Berfokus pada saat sekarang dan akan
menjadi apa seseorang itu, yang berarti memiliki orientasi ke masa depan. Maka
dari itu, akan lebih meningkatkan kebebasan konseling dalam mengambil keputusan
serta bertanggung jawab dalam setiap tindakan yang di ambilnya.
Sebagai salah contoh dalam perilaku
sehari-hari: “narkoba dan free sex.” Dalam masyarakat, jelas narkoba dan free
sex itu adalah pelanggaran. Baik pilihan atau tindakan seseorang yang terlibat
dalam narkoba dan free sex, itu jelas melanggar norma, moral dan hukum. Tidak
ada masyarakat yang melegalkan semua tindakan ini. Namun bagi penganut
eksistensialist, bukan “narkoba dan free sex” yang menjadi problemnya, tetapi
pilihan seseorang. Pilihan ini akan mendorong lahirnya tindakan seseorang. Jika
seseorang menilai “narkoba dan free sex” itu adalah positif (maksudnya: mendatangkan
keuntungan bagi dirinya sendiri, membuat manusia melupakan segala problem
hidupnya, membuat lapangan pekerjaan, karena banyaknya pengangguran, dsb), maka
“narkoba dan free sex” akan dilakukan. Akan tetapi sebaliknya jika hal ini
dianggap negatif, maka itu tidak akan dilakukan. Yang jelas, pilihannya menjadi
faktor penentu lahirnya tindakan seseorang.
C. Hakekat Konseling
Hakikat konseling eksistensial-humanistik
menekankan renungan filosofi tentang apa artinya menjadi manusia. Eksistensial-humanistik berdasarkan pada asumsi bahwa kita bebas
dan bertanggung jawab atas pilihan yang kita ambil dan perbuatan yang kita
lakukan. Yang paling diutamakan dalam
konseling eksistensial-humanistik adalah hubunganya dengan klien.Kualitas dari
dua orang yang bertatap muka dalam situasi konseling merupakan stimulus
terjadinya perubahan yang positif.
D. Tujuan Konseling
1. Agar klien
mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi dasar atas
keberadaan dan potensi-potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan
bertindak berdasarkan kemampuannya.
keberadaan dan potensi-potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan
bertindak berdasarkan kemampuannya.
2. Meluaskan
kesadaran diri klien, dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya, yakni
menjadi bebas dan bertanggung jawab atas arah hidupnya.
3. Membantu klien
agar mampu menghadapi kecemasan sehubungan dengan tindakanmemilih diri, dan
menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekedar korbankekuatan-kekuatan
deterministik diluar dirinya.
E. Karakteristik
Konseling eksistensialisme berfokus
pada situasi kehidupan manusia di alam semesta, yang mencakup; kemampuan
kesadaran diri, kebebasan untuk memilih dan menentukan nasib hidupnya sendiri;
tanggung jawab pribadi; kecemasan sebagai unsur dasar dalam kehidupan batin;
usaha untuk menemukan makna dari kehidupan manusia ; keberadaan dalam
komunikasi dengan manusia lain ; kematian; serta kecenderungan dasar untuk
mengembangkan dirinya semaksimal mungkin (winkel 453;2007).
Pendekataneksistensial-humanistik
percaya pada kehendak bebas, bahwa individu secara sadar atau tidak sadar
membuat keberadaan mereka dan, bila diberikan pada keadaan yang tepat, dapat
menciptakan kembali keberadaan mereka-dengan kata lain, perubahan. Sebagian besar
pendekatan eksistensial-humanistik percaya bahwa ada kecenderungan bawaan bagi
individu untuk mengaktualisasikan diri untuk memenuhi potensi mereka jika
mereka diberikan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan (Maslow, 1968,
1970).
Pendekatan
eksistensial-humanistik mengambil perspektif fenomenologis ketika mereka
menekankan realitas subjektif klien. Selain itu, pendekatan ini tidak
menekankan peran bawah sadar sedangkan kesadaran ditekankan.
Eksistensial-humanis percaya bahwa kecemasan adalah bagian alami dari hidup
maupun pesan tentang keberadaan seseorang.
F. Peran dan Fungsi Konselor
Menurut Buhler dan Allen, para ahli psikologi humanistik memiliki orientasi bersama yang mencakup hal-hal berikut :
Menurut Buhler dan Allen, para ahli psikologi humanistik memiliki orientasi bersama yang mencakup hal-hal berikut :
1. Mengakui
pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi.
2. Menyadari peran
dari tanggung jawab terapis.
3. Mengakui sifat
timbal balik dari hubungan terapeutik.
4. Berorientasi
pada pertumbuhan.
5. Menekankan
keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi.
6. Mengakui bahwa
putusan dan pilihan akhir terletak ditangan klien.
7. Memandang
terapis sebagai model, dalam arti bahwa terapis dengan gaya hidup dan pandangan humanistiknyatentang
manusia secara implisit menunjukkan kepada klien potensi bagi tindakan kreatif
dan positif.
8. Mengakui
kebebasan klien untuk mengungkapkan pandangan dan untuk
Mengembangkan tujuan-tujuan dan nilainya sendiri.
Mengembangkan tujuan-tujuan dan nilainya sendiri.
9. Bekerja ke arah
mengurangi ketergantungan klien serta meningkatkan kebebasan klien.
G. Hubungan Konselor dengan Klien
Hubungan terapeutik sangat penting bagi terapis eksistensional.Penekanan diletakkan pada pertemuan antar manusia dan perjalanan bersama alih-alih pada tehnik-teknik yang mempengaruhi klien.Isi pertemuan terapi adalah pengalaman klien sekarang, bukan “masalah” klien.Hubungan dengan orang lain dalam kehadiran yang otentik difokuskan kepada “disini dan sekarang”.Masa lampau atau masa depan hanya penting bila waktunya berhubungan langsung.
Yang paling diutamakan oleh konselor eksistensial adalah hubunganya dengan klien.Kualitas dari dua orang yang bertatap muka dalam situasi terapeutik merupakan stimulus terjadinya perubahan yang positif.Konselor percaya bahwa sikap dasar mereka terhadap klien, karakteristik pribadi tentang kejujuran, integritas dan keberanian merupakan hal-hal yang harus ditawarkan.Konseling merupakan perjalanan yang ditempuh konselor dan klien, suatu perjalanan pencarian menyelidiki kedalam dunia seperti yang dilihat dan dirasakan klien.
Konselor berbagi reaksi dengan kliennya disertai kepedulian dan empati yang tidak dibuat-buat sebagai satu cara untuk memantapkan hubungan terapeutik. May dan Yalom (1989) menekankan peranan krusial yang dimainkan oleh kapasitas konselor untuk disana demi klien selama jam terapi yang mencakup hadir secara penuh dan terlibat secara intens dengan kliennya. Sebelum konselor membimbing klien untuk berhubugan dengan orang lain, maka pertama-tama harus secara akrab berhubungan dengan si klien itu (Yalom, 1980).
Inti dari hubungan terapeutik adalah rasa saling menghormati, yang mencakup kepercayaan akan potensi klien untuk secara otentik menangani kesulitan mereka dan akan kemampuan mereka menemukan jalan alternatif akan keberadaan mereka. Sidney Jourad (1971) mendesak konselor untuk mengajak klien mereka benar-benar menunjukkan keotentikan dirinya melalui perilaku yang otentik dan pengungkapan diri.Oleh karena itu konselor mengajak klien untuk tumbuh dengan mencontoh perilaku otentik.Mereka bisa menjadi transparan apabila dianggap cocok untuk diterapkan dalam hubungan itu, dan sifat kemanusiaannya bisa menjadi stimulus untuk diambil potensi riilnya oleh klien.
Hubungan terapeutik sangat penting bagi terapis eksistensional.Penekanan diletakkan pada pertemuan antar manusia dan perjalanan bersama alih-alih pada tehnik-teknik yang mempengaruhi klien.Isi pertemuan terapi adalah pengalaman klien sekarang, bukan “masalah” klien.Hubungan dengan orang lain dalam kehadiran yang otentik difokuskan kepada “disini dan sekarang”.Masa lampau atau masa depan hanya penting bila waktunya berhubungan langsung.
Yang paling diutamakan oleh konselor eksistensial adalah hubunganya dengan klien.Kualitas dari dua orang yang bertatap muka dalam situasi terapeutik merupakan stimulus terjadinya perubahan yang positif.Konselor percaya bahwa sikap dasar mereka terhadap klien, karakteristik pribadi tentang kejujuran, integritas dan keberanian merupakan hal-hal yang harus ditawarkan.Konseling merupakan perjalanan yang ditempuh konselor dan klien, suatu perjalanan pencarian menyelidiki kedalam dunia seperti yang dilihat dan dirasakan klien.
Konselor berbagi reaksi dengan kliennya disertai kepedulian dan empati yang tidak dibuat-buat sebagai satu cara untuk memantapkan hubungan terapeutik. May dan Yalom (1989) menekankan peranan krusial yang dimainkan oleh kapasitas konselor untuk disana demi klien selama jam terapi yang mencakup hadir secara penuh dan terlibat secara intens dengan kliennya. Sebelum konselor membimbing klien untuk berhubugan dengan orang lain, maka pertama-tama harus secara akrab berhubungan dengan si klien itu (Yalom, 1980).
Inti dari hubungan terapeutik adalah rasa saling menghormati, yang mencakup kepercayaan akan potensi klien untuk secara otentik menangani kesulitan mereka dan akan kemampuan mereka menemukan jalan alternatif akan keberadaan mereka. Sidney Jourad (1971) mendesak konselor untuk mengajak klien mereka benar-benar menunjukkan keotentikan dirinya melalui perilaku yang otentik dan pengungkapan diri.Oleh karena itu konselor mengajak klien untuk tumbuh dengan mencontoh perilaku otentik.Mereka bisa menjadi transparan apabila dianggap cocok untuk diterapkan dalam hubungan itu, dan sifat kemanusiaannya bisa menjadi stimulus untuk diambil potensi riilnya oleh klien.
H. Teknik Konseling
Teori humanistik eksistensial tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan secara ketat. Prosedur-prosedur konseling bisa dipungut dari beberapa teori konseling lainnya separti teoriGestalt dan Analisis Transaksional. Tugas konselor disini adalah menyadarkan konseli bahwa ia masih ada di dunia ini dan hidupnya dapat bermakna apabila ia memaknainya.
Dalam konseling humanistik terdapat teknik-teknik konseling , yang mana sebelum mengetahui teknik-teknik konseling tersebut terdapat beberapa prinsip kerja teknik humanistik antara lain :
Teori humanistik eksistensial tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan secara ketat. Prosedur-prosedur konseling bisa dipungut dari beberapa teori konseling lainnya separti teoriGestalt dan Analisis Transaksional. Tugas konselor disini adalah menyadarkan konseli bahwa ia masih ada di dunia ini dan hidupnya dapat bermakna apabila ia memaknainya.
Dalam konseling humanistik terdapat teknik-teknik konseling , yang mana sebelum mengetahui teknik-teknik konseling tersebut terdapat beberapa prinsip kerja teknik humanistik antara lain :
1.
Membina
hubungan baik (good rapport).
2.
Membuat
klien bisa menerima dirinya dengan segala potensi dan keterbatasannya.
3.
Merangsang
kepekaan emosi klien.
4.
Membuat
klien bisa mencari solusi permasalahannya sendiri.
5.
Mengembangkan
potensi dan emosi positif klien.
6.
Membuat
klien menjadi adequate.
I. Tahap Konseling
Terdapat beberapa tahap yang dapat dilakukan oleh terapis dalam terapi eksistensial antara lain :
Terdapat beberapa tahap yang dapat dilakukan oleh terapis dalam terapi eksistensial antara lain :
1. Tahap pendahuluan
Konselor membantu konseli dalam mengidentifikasi dan
mengklarifikasi asumsi mereka tentang dunia. Konseli
diajak untuk mendefinisikan dan menayakan tentang cara
mereka memandang dan menjadikan eksistensi mereka bisa
diterima. Mereka meneliti nilai mereka,
keyakinan, serta asumsi untuk menentukan
kesalahannya. Bagi banyak konseli hal ini
bukan pekerjaan yang mudah, oleh karena
itu awalnya mereka memaparkan problema mereka.
Konselor disini mengajarkan mereka bagaimana caranya untuk
bercermin pada eksistensi mereka sendiri dan meneliti peranan mereka dalam hal
penciptaan problem mereka dalam hidup.
2. Pada
tahap tengah dari konseling eksistensial
Konseli didorong
semangatnya untuk lebih dalam lagi meneliti
sumber dan otoritas dari sistem nilai mereka. Proses eksplorasi
diri ini biasanya membawa konseli ke
pemahaman baru dan berapa restrukturisasi dari
nilai dan sikap mereka. Konseli mendapat cita rasa yang lebih baik akan
jenis kehidupan macam apa yang mereka
anggap pantas. Mereka mengembangkan gagasan yang
jelas tentang proses pemberian nilai internal mereka.
3. Tahap
terakhir dari Konseling eksistensial
Berfokus pada
menolong konseli untuk bisa melaksanakan apa yang telah
mereka pelajari tentang diri mereka sendiri. Sasaran terapi
adalah memungkinkan konseli untuk bisa
mencari cara mengaplikasikan nilai hasil
penelitian dan internalisasi dengan jalan kongkrit.
Biasanya konseli menemukan jalan mereka untuk menggunakan kekuatan
itu demi menjalani konsistensi kehidupannya
yang memiliki tujuan,
J. Kelebihan & Keterbatasan
Kelebihan
Kelebihan
1. Teknik
ini dapat digunakan bagi klien yang mengalami kekurangan dalam perkembangan dan
kepercayaan diri.
2. Adanya
kebebasan klien untuk mengambil keputusan sendiri.
3. Memanusiakan
manusia.
4. Bersifat
pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis
terhadap fenomena sosial.
5. Pendekatan
terapi eksistensial lebih cocok digunakan pada perkembangan klien seperti
masalah karier, kegagalan dalam perkawinan, pengucilan dalam pergaulan ataupun
masa transisi dalam perkembangan dari remaja menjadi dewasa
Kelemahannya
1. Dalam
metodologi, bahasa dan konsepnya yang mistikal
2. Dalam
pelaksanaannya tidak memiliki teknik yang tegas.
3. Terlalu
percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi masalahnya (keputusan ditentukan
oleh klien sendiri)
4. Memakan
waktu lama,
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konseling eksistensial humanistic ini berfoku
s pada sifat dari kondisi manusia yang mencangkup kesanggupan untuk menyadari diri, bebas memilih untuk menentukan nasib sendiri, kebebasan dan tanggung jawab, kecemasan sebagai suatu unsur dasar, pencarian makna yang unik di dalam dunia yang tak bermakna, berada sendiri dan berada dalam hubungan dengan orang lain keterhinggaan dan kematian, dan kecenderungan mengaktualkan diri.
s pada sifat dari kondisi manusia yang mencangkup kesanggupan untuk menyadari diri, bebas memilih untuk menentukan nasib sendiri, kebebasan dan tanggung jawab, kecemasan sebagai suatu unsur dasar, pencarian makna yang unik di dalam dunia yang tak bermakna, berada sendiri dan berada dalam hubungan dengan orang lain keterhinggaan dan kematian, dan kecenderungan mengaktualkan diri.
B. Saran
Memiliki kemampuan dalam konseling humanistik merupakan hal yang penting,dapat mengarahkan hidup kita ke masa depan yang lebih baik. Untuk itu kita harus mengasah kemampuan (kreatifitas) kita secara baik berdasarkan pengalaman -pengalaman pribadi kita di lingkungan.Kita dapat memahami dan mengetahui hal-hal atau masalah klien kita nantinya.
Memiliki kemampuan dalam konseling humanistik merupakan hal yang penting,dapat mengarahkan hidup kita ke masa depan yang lebih baik. Untuk itu kita harus mengasah kemampuan (kreatifitas) kita secara baik berdasarkan pengalaman -pengalaman pribadi kita di lingkungan.Kita dapat memahami dan mengetahui hal-hal atau masalah klien kita nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://dodydanpsikologi.blogspot.com/2012/01/pendekatan-eksistensial-humanistik.html
http://www.psikologizone.com/konseling-terapi-pendekatan-eksistensial/06511676
http://syarifah-mimien.blogspot.com/2005/03/terapi-eksistensial-humanistik.htm
http://akhmadsudrajat.woordpress.com
http://binham.wordpress.com/2012/06/18/pendekatan-eksistensial-humanistik/
http://www.psikologizone.com/konseling-terapi-pendekatan-eksistensial/06511676
http://syarifah-mimien.blogspot.com/2005/03/terapi-eksistensial-humanistik.htm
http://akhmadsudrajat.woordpress.com
http://binham.wordpress.com/2012/06/18/pendekatan-eksistensial-humanistik/
http://kandidatkonselor.blogspot.com/2013/01/teori-dan-pendekatan-konseling_31.html
Corey, G. 1986. Theory and practice of counseling and psychotherapy. Monterey, California: Brooks/Cole Publishing Company
George, R.L & Christiani, T.S. 1990. Counseling: theory and practice. Boston: Allyn and Bacon
Corey, G. 1986. Theory and practice of counseling and psychotherapy. Monterey, California: Brooks/Cole Publishing Company
George, R.L & Christiani, T.S. 1990. Counseling: theory and practice. Boston: Allyn and Bacon
Blog yang bagus!!!
BalasHapusbagus juga...
BalasHapuspda dsarnya kita bebas dan bertanggung jawab atas pilihan yang kita ambil dan perbuatan yang kita lakukan.
BalasHapusbguusss
BalasHapusterimakasih postingnya sangat bermanfaat
BalasHapusbagus buat referensi...
BalasHapusbaik dah
BalasHapussiip
BalasHapuslengkap,,,,,,,
BalasHapusbagus buat referensi...
BalasHapus